Senin, 19 Mei 2014

Sultan Iskandar Muda 






Siapa yang tak kenal dengan Sultan Iskandar Muda, dia adalah Raja paling berpengaruh pada Kerajaan AcehDarussalamdia juga merupakan pahlawan nasional. Ia lahir di Aceh pada tahun 1593. Nama kecilnya adalah Perkasa Alam. Dari pihak ibu, Sultan Iskandar Muda merupakan keturunan dari Raja Darul-Kamal, sedangkan dari pihak ayah ia merupakan keturunan Raja Makuta Alam. Ibunya bernama Putri Raja Indra Bangsa, atau nama lainnya Paduka Syah Alam, yang merupakan anak dari Sultan Alauddin Riayat Syah, Sultan Aceh ke-10. Putri Raja Indra Bangsa menikah dengan Sultan Mansyur Syah, putra dari Sultan Abdul Jalil (yang merupakan putra dari Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahhar, Sultan Aceh ke-3). Jadi, sebenarnya ayah dan ibu dari Sultan Iskandar Muda merupakan sama-sama pewaris kerajaan.
Masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda ini dikenal sebagai masa paling gemilang dalam sejarah Kerajaan Aceh Darussalam,walaupun di sisi lain kontrol  dan manajemen kerajaan   ketat yang dilakukan oleh Iskandar Muda, menyebabkan banyak pemberontakan di kemudian hari karena gaya kepemimpinannya yang otoriter. Sultan Ia dikenal sangat piawai dalam membangun Kerajaan Aceh menjadi suatu kerajaan yang Kuat, Besar, dan tidak saja disegani oleh Kerajaan-Kerajaan lain di nusantara, namun juga oleh dunia luar. Pada masa kekuasaannya, Kerajaan Aceh termasuk dalam Lima Kerajaan Terbesar di Dunia.
Ketika Iskandar Muda mulai berkuasa pada tahun 1607,Langkah utama yang ditempuh Sultan Iskandar Muda untuk memperkuat kerajaan adalah dengan membangun angkatan perang yang umumnya diisi dengan tentara-tentara muda,kemudian ia segera melakukan ekspedisi angkatan laut yang menyebabkan ia mendapatkan kontrol yang efektif di daerah barat laut Indonesia. Kendali kerajaan terlaksana dengan lancar di semua pelabuhan penting di pantai barat Sumatra dan di pantai timur, sampai ke Asahan di selatan. Pelayaran penaklukannya dilancarkan sampai jauh ke Penang, di pantai timur Semenanjung Melayu, dan pedagang asing dipaksa untuk tunduk kepadanya. Kerajaannya kaya raya, dan menjadi pusat ilmu pengetahuan.Sultan Iskandar Muda juga sangat memperhatikan tatanan dan peraturan perekonomian kerajaan. Dalam wilayah kerajaan terdapat bandar transito di Kutaraja, kini lebih dikenal Banda Aceh yang letaknya sangat strategis sehingga dapat menghubungkan roda perdagangan kerajaan dengan dunia luar, terutama negeri Barat. Dengan demikian, tentu perekonomian kerajaan sangat terbantu dan meningkat tajam. halitu menunjukkan bahwa sultan iskandar muda sukses mengelola SDA yang dimiliki kerajaan dan  berhasil  menjalankan  manajemen kepemimpinan  yang dilakukannya,dalam memperluas daerah kekuasaan. Sultan Iskandar Muda pernah menaklukan DeliJohorBintanPahangKedah, dan Nias
Sultan Iskandar muda juga melakukan manajemen politik di kerajaan yang di pimpinnya dengan melakukan kontrol di Dalam Negeri Ia membagi wilayah Aceh ke dalam beberapa wilayah administrasi yang dinamakan ulèëbalang dan mukim.Iskandar Muda membabat habis hampir semua bangsawan lama dan menciptakan bangsawan baru.ini menunjukkan bahwa sultan iskandar muda memiliki gaya kepemimpinan otoriter. Mukim pada awalnya adalah himpunan beberapa desa untuk mendukung sebuah masjid yang dipimpin oleh seorang Imam (Aceh: Imeum). Ulèëbalang ( Hulubalang) pada awalnya  adalah perpanjangan tangan Sultan, yang dianugerahi Sultan beberapa mukim, untuk dikelolanya sebagai pemilik feodal. Pola ini dijumpai di Aceh Besar dan di negeri-negeri taklukan Aceh yang penting.
Dalam memperluas pengaruh kerajaan nya Sultan Iskandar Muda melakukan Perjalanan ke Johor dan Melaka pada 1612 sempat berhenti di sebuah Tajung (pertemuan sungai Asahan dan Silau) untuk bertemu dengan Raja Simargolang. Sultan Iskandar Muda akhirnya menikahi salah seorang puteri Raja Simargolang yang kemudian dikaruniai seorang anak bernama Abdul Jalil (yang dinobatkan sebagai Sultan Asahan).hal itu menunjukkan bahwa dalam perluasan pengaruh kerajaan nya terhadap kerajaanlain ia memiliki ketetrampilan komunikasi yang baik serta memiliki kemampuan interpersonal yang bagus sehinggaberhasil mempengaruhi kerajaan lain di bawah kerajaannya dengan melakukan politik secara kekeluargaan setelah berhasil menikahi puri kerajaan asahan yang semakin memperkuatkerajaanyangdipimpinnya.
           
Selain itu Sultan Iskandar Muda  juga membina Hubungan Dengan BangsaLuar.Sultan Iskandar Muda dikenal memiliki hubungan yang sangat baik dengan Eropa. Beliau pernah menjalin komunikasi yang baik dengan InggrisBelandaPerancis, dan Ustmaniyah Turki. Sebagai contoh, pada abad ke-16 Sultan Iskandar Muda pernah menjalin komunikasi yang harmonis dengan Kerajaan Inggris yang pada saat itu dipegang oleh Ratu Elizabeth I.Selain Kerajaan Inggris, Pangeran Maurits – pendiri Dinasti Oranye Belanda juga pernah mengirim surat dengan maksud meminta bantuan Kesultanan Aceh Darussalam. Sultan menyambut maksud baik mereka dengan mengirimkan rombongan utusannya ke Belanda. Hal itu lagi lagi menunjukkan bahwa sultan memiliki kemampuan komunikasi dan manajemen yang baik dalam memimpin kerajaannya sehingga kerajaan nya semakin di kenal dan disegani dunia.
Pada masa pemerintahannya, terdapat sejumlah Ulama besar. Di antaranya adalah Syiah Kuala sebagai mufti besar di Kerajaan Aceh pada masa Sultan Iskandar Muda. Hubungan keduanya adalah sebagai penguasa dan ulama yangsaling mengisi proses perjalanan roda pemerintahan. Hubungan tersebut diibaratkan "Adat bak Peutoe Meureuhom, Hukom bak Syiah Kuala " ( Adat di bawah kekuasaan Sultan, Kehidupan hukum beragama di bawah keputusan Tuan Syiah Kuala). Sultan Iskandar Muda juga sangat mempercayai ulama lain yang sangat terkenal pada saat itu, yaitu Syeikh Hamzah Fanshuri dan Syeikh Syamsuddin As-Sumatrani. Kedua ulama ini juga banyak mempengaruhi kebijakan Sultan.
hal ini menunjukkan bahwa sultan juga melakukan pembagian tugas
dan juga melakukan pertimbangan yang matang dalam pengambilan keputusannya dengan  mendengarkan saran dari ulama-ulama yangmemiliki petuah yang baik tanpa menghilangkan gaya kepemimpina otoriter yang di jalankannya

            Sultan Iskandar Muda juga memiliki kemampuan melobi kerajaan lain  guna memperoleh pertolongan dan mampu memotivasi kerajaan lain untuk mau bekerja sama dengan kerajaan aceh,langkah itu di tempuh sultan iskandar muda dengan mengirim utusannya menghadap Sultan Utsmaniyah yang berkedudukan di Turki. Karena saat itu Sultan Utsmaniyah sedang gering maka utusan Kerajaan Aceh terluntang-lantung demikian lamanya sehingga mereka harus menjual sedikit demi sedikit hadiah persembahan   untuk kelangsungan hidup mereka. Lalu pada akhirnya ketika mereka diterima oleh sang Sultan, persembahan mereka hanya tinggal Lada sekarung. Namun Sang SultanUtsmaniyah menyambut baik hadiah itu dan mengirimkan sebuah meriam dan beberapa orang yang cakap dalam ilmu perang untuk membantu Kerajaan Aceh.
Sosok dan Pemikiran-PemikiranSultan Iskandar Muda sebagai seorang pahlawan nasional yang telah banyak berjasa dalam proses pembentukan karakter yang sangat kuat bagi nusantara dan Indonesia. Selama menjadi raja, Sultan Iskandar Muda menunjukkan sikap Anti-kolonialisme-nya. Ia bahkan sangat tegas terhadap kerajaan-kerajaan yang membangun hubungan atau kerjasama dengan Portugis, sebagai salah satu penjajah pada saat itu. Sultan Iskandar Muda mempunyai karakter yang sangat tegas dan pantang menyerah dalam menghalau segala bentuk dominasi kolonialisme musuh-musuh kerajaan. Sebagai contoh, Kurun waktu 1573-1627 Sultan Iskandar Muda pernah melancarkan jihad perang melawan Portugis sebanyak 16 kali, meski semuanya gagal karena kuatnya benteng pertahanan musuh. Kekalahan tersebut menyebabkan jumlah penduduk turun drastis, sehingga Sultan Iskandar Muda mengambil kebijakan untuk menarik seluruh pendudukan di daerah-daerah taklukannya, seperti di Sumatera BaratKedahPahangJohor dan MelakaPerak, serta Deli, untuk migrasi ke daerah          Aceh            inti.

Pada saat berkuasa, Sultan Iskandar Muda membagi aturan hukum dan tata negara ke dalam Empat bidang yang sesuai dengan tatanan kebudayaan masyarakat Aceh.
1.   bidang Hukum yang diserahkan kepada Syaikhul Islam atau Qadhi Malikul Adil. Hukum merupakan asas tentang jaminan terciptanya keamanan dan perdamaian. Dengan adanya hukum diharapkan bahwa peraturan formal ini dapat menjamin dan melindungi segala kepentingan rakyat.
2. bidang Adat yang diserahkan kepada kebijaksanaan Sultan dan Penasehat. Bidang ini merupakan perangkat undang-undang yang berperan besar dalam mengatur tata negara tentang martabat hulu balang dan pembesar kerajaan.
3.    bidang Resam yang merupakan urusan Panglima. Resam adalah peraturan yang telah menjadi adat istiadat (kebiasaan) dan diimpelentasikan melalui perangkat hukum dan adat. Artinya, setiap peraturan yang tidak diketahui kemudian ditentukan melalui resam yang dilakukan secara gotong-royong.
4. bidang Qanun yang merupakan kebijakan Maharani Putro Phang sebagai permaisuri Sultan Iskandar Muda. Aspek ini telah berlaku sejak berdirinya Kerajaan Aceh.
  
  Sultan Iskandar Muda dikenal sebagai raja yang sangat tegas dalam menerapkan Syariat Islam. Ia bahkan pernah melakukan Rajam terhadap puteranya sendiri, yang bernama Meurah Pupok karena melakukan perzinaan dengan istri seorang perwira. Sultan Iskandar Muda juga pernah mengeluarkan kebijakan tentang pengharaman riba. Tidak aneh jika kini Aceh menerapkan Syariat Islam karena memang jejak penerapannya sudah ada sejak zaman dahulu kala. Sultan Iskandar Muda juga sangat menyukai Tasawuf. 

Sultan Iskandar Muda pernah berwasiat agar mengamalkan Delapan PerkaraSang Sultan berwasiat kepada para WazirHulubalangPegawai, dan Rakyat di antaranya adalah sebagai berikut :
1.      Pertama, agar selalu ingat kepada Allah Ta'ala dan memenuhi janji yang telah diucapkan.
2.      Kedua, jangan sampai para Raja menghina Alim Ulama dan Ahli Bijaksana.
3.    Ketiga, jangan sampai para Raja percaya terhadap apa yang datang dari pihak musuh.
4.  Keempat, para Raja diharapkan membeli banyak senjata. Pembelian senjata dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatan dan pertahanan kerajaan dari kemungkinan serangan musuh setiap saat.
5.     Kelima, hendaknya para raja mempunyai sifat Pemurah (turun tangan). Para raja dituntut untuk dapat memperhatikan nasib rakyatnya.
6. Keenam, hendaknya para raja menjalankan hukum berdasarkan Al-Qur‘an dan Sunnah Rasul.
7.   Ketujuh, di samping kedua sumber tersebut, sumber hukum lain yang harus dipegang adalah Qiyas dan Ijma‘.
8.      Kedelapan, baru kemudian berpegangan pada Hukum Kerajaan  Adat  Resam, dan Qanun.
Wasiat-wasiat tersebut mengindikasikan bahwa Sultan Iskandar Muda merupakan pemimpin yang saleh, bijaksana, serta memperhatikan kepentingan Agama, Rakyat, dan Kerajaan.








Sumber : Internet

0 komentar:

Posting Komentar