Siapa yang tak kenal dengan Sultan Iskandar Muda, dia adalah Raja paling berpengaruh pada Kerajaan
AcehDarussalamdia juga merupakan pahlawan nasional. Ia lahir di Aceh
pada tahun 1593. Nama kecilnya adalah Perkasa Alam. Dari pihak ibu, Sultan
Iskandar Muda merupakan keturunan dari Raja Darul-Kamal, sedangkan dari pihak ayah ia merupakan
keturunan Raja Makuta Alam.
Ibunya bernama Putri Raja Indra
Bangsa, atau nama lainnya Paduka
Syah Alam, yang merupakan anak dari Sultan Alauddin Riayat Syah, Sultan Aceh ke-10. Putri Raja Indra
Bangsa menikah dengan Sultan
Mansyur Syah, putra dari Sultan
Abdul Jalil (yang merupakan putra dari Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahhar, Sultan Aceh ke-3). Jadi,
sebenarnya ayah dan ibu dari Sultan Iskandar Muda merupakan sama-sama
pewaris kerajaan.
Masa
kekuasaan Sultan Iskandar Muda ini dikenal sebagai masa paling
gemilang dalam sejarah Kerajaan Aceh Darussalam,walaupun di sisi
lain kontrol dan manajemen kerajaan ketat
yang dilakukan oleh Iskandar Muda, menyebabkan banyak pemberontakan di kemudian
hari karena gaya kepemimpinannya yang otoriter. Sultan Ia dikenal sangat piawai
dalam membangun Kerajaan Aceh menjadi suatu kerajaan yang Kuat, Besar, dan
tidak saja disegani oleh Kerajaan-Kerajaan lain di nusantara, namun juga oleh
dunia luar. Pada masa kekuasaannya, Kerajaan Aceh termasuk
dalam Lima Kerajaan Terbesar di Dunia.
Ketika
Iskandar Muda mulai berkuasa pada tahun 1607,Langkah utama yang ditempuh Sultan
Iskandar Muda untuk memperkuat kerajaan adalah dengan membangun
angkatan perang yang umumnya diisi dengan tentara-tentara muda,kemudian ia
segera melakukan ekspedisi angkatan laut yang menyebabkan ia mendapatkan
kontrol yang efektif di daerah barat laut Indonesia. Kendali kerajaan
terlaksana dengan lancar di semua pelabuhan penting di pantai barat Sumatra dan
di pantai timur, sampai ke Asahan di selatan. Pelayaran penaklukannya
dilancarkan sampai jauh ke Penang, di pantai timur Semenanjung Melayu, dan pedagang
asing dipaksa untuk tunduk kepadanya. Kerajaannya kaya raya, dan menjadi pusat
ilmu pengetahuan.Sultan Iskandar Muda juga sangat memperhatikan tatanan
dan peraturan perekonomian kerajaan. Dalam wilayah kerajaan terdapat bandar
transito di Kutaraja, kini lebih dikenal Banda Aceh yang
letaknya sangat strategis sehingga dapat menghubungkan roda perdagangan
kerajaan dengan dunia luar, terutama negeri Barat. Dengan demikian, tentu
perekonomian kerajaan sangat terbantu dan meningkat tajam. halitu menunjukkan bahwa
sultan iskandar muda sukses mengelola SDA yang dimiliki kerajaan dan berhasil menjalankan manajemen kepemimpinan yang dilakukannya,dalam memperluas daerah
kekuasaan. Sultan Iskandar Muda pernah menaklukan Deli, Johor, Bintan, Pahang, Kedah,
dan Nias
Sultan Iskandar muda juga melakukan manajemen politik
di kerajaan yang di pimpinnya dengan melakukan kontrol di Dalam Negeri Ia membagi
wilayah Aceh ke dalam beberapa wilayah administrasi yang dinamakan ulèëbalang
dan mukim.Iskandar Muda membabat habis hampir semua bangsawan lama dan
menciptakan bangsawan baru.ini menunjukkan bahwa sultan iskandar muda memiliki
gaya kepemimpinan otoriter. Mukim pada awalnya adalah himpunan beberapa desa
untuk mendukung sebuah masjid yang dipimpin oleh seorang Imam (Aceh: Imeum).
Ulèëbalang ( Hulubalang) pada awalnya
adalah perpanjangan tangan Sultan, yang dianugerahi Sultan beberapa
mukim, untuk dikelolanya sebagai pemilik feodal. Pola ini dijumpai di Aceh
Besar dan di negeri-negeri taklukan Aceh yang penting.
Dalam memperluas pengaruh kerajaan nya Sultan
Iskandar Muda melakukan Perjalanan ke Johor dan Melaka pada 1612
sempat berhenti di sebuah Tajung (pertemuan sungai Asahan dan Silau) untuk
bertemu dengan Raja Simargolang. Sultan Iskandar Muda akhirnya
menikahi salah seorang puteri Raja Simargolang yang kemudian dikaruniai seorang
anak bernama Abdul Jalil (yang dinobatkan sebagai Sultan
Asahan).hal itu menunjukkan bahwa dalam perluasan pengaruh kerajaan nya
terhadap kerajaanlain ia memiliki ketetrampilan komunikasi yang baik serta
memiliki kemampuan interpersonal yang bagus sehinggaberhasil mempengaruhi
kerajaan lain di bawah kerajaannya dengan melakukan politik secara kekeluargaan
setelah berhasil menikahi puri kerajaan asahan yang semakin
memperkuatkerajaanyangdipimpinnya.
Selain itu Sultan Iskandar Muda juga membina Hubungan
Dengan BangsaLuar.Sultan Iskandar Muda dikenal memiliki hubungan yang sangat baik dengan
Eropa. Beliau pernah menjalin komunikasi yang baik dengan Inggris, Belanda, Perancis,
dan Ustmaniyah Turki. Sebagai contoh, pada abad ke-16 Sultan
Iskandar Muda pernah menjalin komunikasi yang harmonis dengan Kerajaan
Inggris yang pada saat itu dipegang oleh Ratu Elizabeth I.Selain
Kerajaan Inggris, Pangeran Maurits – pendiri Dinasti
Oranye Belanda juga pernah mengirim surat dengan maksud meminta
bantuan Kesultanan Aceh Darussalam. Sultan menyambut maksud baik
mereka dengan mengirimkan rombongan utusannya ke Belanda. Hal itu lagi lagi
menunjukkan bahwa sultan memiliki kemampuan komunikasi dan manajemen yang baik
dalam memimpin kerajaannya sehingga kerajaan nya semakin di kenal dan disegani
dunia.
Pada
masa pemerintahannya, terdapat sejumlah Ulama besar. Di antaranya adalah Syiah
Kuala sebagai mufti besar di Kerajaan Aceh pada masa Sultan Iskandar
Muda. Hubungan keduanya adalah sebagai penguasa dan ulama yangsaling mengisi
proses perjalanan roda pemerintahan. Hubungan tersebut diibaratkan "Adat
bak Peutoe Meureuhom, Hukom bak Syiah Kuala " ( Adat di
bawah kekuasaan Sultan, Kehidupan hukum beragama di bawah keputusan Tuan Syiah
Kuala). Sultan Iskandar Muda juga sangat mempercayai ulama lain yang sangat
terkenal pada saat itu, yaitu Syeikh Hamzah Fanshuri dan Syeikh
Syamsuddin As-Sumatrani. Kedua ulama ini juga banyak mempengaruhi kebijakan
Sultan.
hal ini menunjukkan bahwa sultan juga melakukan pembagian tugas
dan juga melakukan pertimbangan yang matang dalam pengambilan keputusannya dengan mendengarkan saran dari ulama-ulama yangmemiliki petuah yang baik tanpa menghilangkan gaya kepemimpina otoriter yang di jalankannya
Sultan Iskandar Muda juga memiliki kemampuan melobi kerajaan lain guna memperoleh pertolongan dan mampu memotivasi kerajaan lain untuk mau bekerja sama dengan kerajaan aceh,langkah itu di tempuh sultan iskandar muda dengan mengirim utusannya menghadap Sultan Utsmaniyah yang berkedudukan di Turki. Karena saat itu Sultan Utsmaniyah sedang gering maka utusan Kerajaan Aceh terluntang-lantung demikian lamanya sehingga mereka harus menjual sedikit demi sedikit hadiah persembahan untuk kelangsungan hidup mereka. Lalu pada akhirnya ketika mereka diterima oleh sang Sultan, persembahan mereka hanya tinggal Lada sekarung. Namun Sang SultanUtsmaniyah menyambut baik hadiah itu dan mengirimkan sebuah meriam dan beberapa orang yang cakap dalam ilmu perang untuk membantu Kerajaan Aceh.
hal ini menunjukkan bahwa sultan juga melakukan pembagian tugas
dan juga melakukan pertimbangan yang matang dalam pengambilan keputusannya dengan mendengarkan saran dari ulama-ulama yangmemiliki petuah yang baik tanpa menghilangkan gaya kepemimpina otoriter yang di jalankannya
Sultan Iskandar Muda juga memiliki kemampuan melobi kerajaan lain guna memperoleh pertolongan dan mampu memotivasi kerajaan lain untuk mau bekerja sama dengan kerajaan aceh,langkah itu di tempuh sultan iskandar muda dengan mengirim utusannya menghadap Sultan Utsmaniyah yang berkedudukan di Turki. Karena saat itu Sultan Utsmaniyah sedang gering maka utusan Kerajaan Aceh terluntang-lantung demikian lamanya sehingga mereka harus menjual sedikit demi sedikit hadiah persembahan untuk kelangsungan hidup mereka. Lalu pada akhirnya ketika mereka diterima oleh sang Sultan, persembahan mereka hanya tinggal Lada sekarung. Namun Sang SultanUtsmaniyah menyambut baik hadiah itu dan mengirimkan sebuah meriam dan beberapa orang yang cakap dalam ilmu perang untuk membantu Kerajaan Aceh.
Sosok dan Pemikiran-PemikiranSultan Iskandar Muda sebagai seorang pahlawan nasional yang telah
banyak berjasa dalam proses pembentukan karakter yang sangat kuat bagi
nusantara dan Indonesia. Selama menjadi raja, Sultan Iskandar Muda menunjukkan
sikap Anti-kolonialisme-nya. Ia bahkan sangat tegas terhadap
kerajaan-kerajaan yang membangun hubungan atau kerjasama dengan Portugis,
sebagai salah satu penjajah pada saat itu. Sultan Iskandar Muda mempunyai
karakter yang sangat tegas dan pantang menyerah dalam menghalau segala bentuk
dominasi kolonialisme musuh-musuh kerajaan. Sebagai contoh, Kurun waktu
1573-1627 Sultan Iskandar Muda pernah melancarkan jihad perang
melawan Portugis sebanyak 16 kali, meski semuanya gagal karena
kuatnya benteng pertahanan musuh. Kekalahan tersebut menyebabkan jumlah
penduduk turun drastis, sehingga Sultan Iskandar Muda mengambil
kebijakan untuk menarik seluruh pendudukan di daerah-daerah taklukannya,
seperti di Sumatera Barat, Kedah, Pahang, Johor dan Melaka, Perak,
serta Deli, untuk migrasi ke daerah Aceh inti.
Pada saat berkuasa, Sultan Iskandar Muda membagi aturan hukum dan tata negara ke dalam Empat bidang yang sesuai dengan tatanan kebudayaan masyarakat Aceh.
Pada saat berkuasa, Sultan Iskandar Muda membagi aturan hukum dan tata negara ke dalam Empat bidang yang sesuai dengan tatanan kebudayaan masyarakat Aceh.
1. bidang Hukum yang diserahkan
kepada Syaikhul Islam atau Qadhi Malikul
Adil. Hukum merupakan asas tentang jaminan terciptanya keamanan dan
perdamaian. Dengan adanya hukum diharapkan bahwa peraturan formal ini dapat
menjamin dan melindungi segala kepentingan rakyat.
2. bidang Adat yang diserahkan
kepada kebijaksanaan Sultan dan Penasehat.
Bidang ini merupakan perangkat undang-undang yang berperan besar dalam mengatur
tata negara tentang martabat hulu balang dan pembesar kerajaan.
3. bidang Resam yang merupakan
urusan Panglima. Resam adalah peraturan yang telah menjadi
adat istiadat (kebiasaan) dan diimpelentasikan melalui perangkat hukum dan
adat. Artinya, setiap peraturan yang tidak diketahui kemudian ditentukan
melalui resam yang dilakukan secara gotong-royong.
4. bidang Qanun yang merupakan
kebijakan Maharani Putro Phang sebagai permaisuri Sultan
Iskandar Muda. Aspek ini telah berlaku sejak berdirinya Kerajaan Aceh.
Sultan
Iskandar Muda dikenal sebagai raja yang sangat
tegas dalam menerapkan Syariat Islam. Ia bahkan pernah
melakukan Rajam terhadap puteranya sendiri, yang
bernama Meurah Pupok karena melakukan perzinaan dengan istri
seorang perwira. Sultan Iskandar Muda juga pernah mengeluarkan
kebijakan tentang pengharaman riba. Tidak aneh jika kini Aceh menerapkan Syariat
Islam karena memang jejak penerapannya sudah ada sejak zaman
dahulu kala. Sultan Iskandar Muda juga sangat menyukai Tasawuf.
Sultan Iskandar Muda pernah berwasiat agar mengamalkan Delapan Perkara, Sang Sultan berwasiat kepada para Wazir, Hulubalang, Pegawai, dan Rakyat di antaranya adalah sebagai berikut :
Sultan Iskandar Muda pernah berwasiat agar mengamalkan Delapan Perkara, Sang Sultan berwasiat kepada para Wazir, Hulubalang, Pegawai, dan Rakyat di antaranya adalah sebagai berikut :
1.
Pertama, agar selalu ingat kepada Allah
Ta'ala dan memenuhi janji yang telah diucapkan.
2.
Kedua, jangan sampai para Raja menghina Alim
Ulama dan Ahli Bijaksana.
3. Ketiga, jangan sampai para Raja percaya terhadap apa yang
datang dari pihak musuh.
4. Keempat, para Raja diharapkan membeli banyak senjata.
Pembelian senjata dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatan dan pertahanan
kerajaan dari kemungkinan serangan musuh setiap saat.
5. Kelima, hendaknya para raja mempunyai sifat Pemurah (turun
tangan). Para raja dituntut untuk dapat memperhatikan nasib rakyatnya.
6. Keenam, hendaknya para raja menjalankan hukum berdasarkan Al-Qur‘an dan Sunnah
Rasul.
7. Ketujuh, di samping kedua sumber tersebut, sumber hukum lain
yang harus dipegang adalah Qiyas dan Ijma‘.
8.
Kedelapan, baru kemudian berpegangan pada Hukum
Kerajaan , Adat , Resam,
dan Qanun.
Wasiat-wasiat tersebut mengindikasikan bahwa Sultan Iskandar
Muda merupakan pemimpin yang saleh, bijaksana, serta memperhatikan
kepentingan Agama, Rakyat, dan Kerajaan.Sumber : Internet
0 komentar:
Posting Komentar